Selasa, 29 Juni 2010

Lika-Liku Survey

Malem bro. Aku capet banget nih. Baru pulang dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku(aku gak bohong loh, jalannya memang banyak belokkan). Oke. Aku gak mau capek sendiri. Aku akan ngebaginya sama kamu. Mau? mau ya?

Perjalanan ini adalah perjalanan survey lapangan untuk rihlah....

"Tunggu! Sebelum kamu cuap-cuap about derita kamu itu, aku mau nanya dulu. Rihlah itu apaan?!"

Rihlah? Rihlah itu...(sok berpikir). Rihlah itu adalah...(masih berpikir sambil megang dagu yang gak berjenggot). Rihlah...(garuk-garuk kepala karena dah mulai pusing). Hmmm, rihlah itu hampir kayak hiking yang sering diadain anak pramuka. Tapi ini hiking ala Islam. Pokoknya keyen banget deh. Untuk lebih jelas silahkan hubungi anak ROHIS terdekat.

Yup, kita masuk ke dalam cerita yang melelahkan ini. Hufft. Dimulai dari hal yang membosankan. Menunggu. Menunggu teman-teman mau ikut menderita. Namanya... Sebut aja ya. Si Idep and Bang Yogi. Cukup lama sih nunggunya(lebih tepatnya sangaaaat lama), tapi tak apalah. Setelah berjumpa dengan orang yang ditunggu mulailah dilakukan pencarian angkot yang menuju daerah target yakni Pantai Air Manis. Tau? Pusing juga nyarinya. Setelah nanya-nanya dengan warga pasar akhirnya ketemu juga angkotnya. Alhamdulillah. Maka naiklah diriku dengan diri Idep dan Bang Yogi.

Setelah sekian detik (detiknya sampai ribuan) bengong di atas angkot sampai juga deh di daerah Jembatan Siti Nurbaya. Di sinilah penderitaan itu di mulai (lebay dikit ya). Menaiki pendakian yang lumayan tinggi(bukan lumayan lagi) yang udah di semen. Jauh banget bro, saking jauhnya aku gak sempet ngitung berapa kilo jauhnya. Melangkahkan kaki di atas semen, gak asik banget. Jalannya mendaki lagi. Berkelok-kelok pula.

Rasanya tak mampu diriku melawati itu semua. Lutut ini udah mulai goyah. Tenaga mulai habis. Nafas udah nyap-nyapan. Keringat udah ngalir deras. Tapi dengan semangat 2010 aku terus mencoba menyeret kaki ini agar segera tiba di Pantai Air Manis. Tanpa disangka-sangka aku dah deket pantai nya (lebay lagi). Untuk masuk daerah pantai kita harus bayar dulu. Aku juga gak tahu bayar untuk apa. Buat aku sih gak masalah kalau harus bayar jika uangnya digunain untuk perkembangan pariswisata di Sumatera Barat. Iya gak cuy? Tapi permasalahanya pembayaran yang menimpaku itu adalah pungutan liar(pungli). Namanya juga pungli, mungkin gak digunain buat ngembangin pariwisata kita???

Karena adzan udah berkumandang kami pun sholat dulu. Cari masjid dan ketemu. Udah sholat, istirahat bentar di dalam masjid. "Ngegosip" dikit bareng Bang Yogi dan Idep.Upps, maksudnya cerita-cerita pengalaman gitu. Hehehe. Ok. Istirahat selesai! Kita harus melanjutkan survei. Ke pantai bro. Tapi ternyata perjalanan kami menuju tepi pantai tidak berjalan mulus. Ada yang menghentikan kami. Apa itu? Bau wangi pisang goreng telah mencuri perhatian. Hehehe. Makan dulu. Makasih yang Bang Yogi udah bayarin pisangnya. Pisangnya uenak buanget. Mak nyus.

Udah ngisi perut nih. Walaupun dikit. Yang jelas syukuri apa yang ada aja(kayak lagu D Massiv). Menuju pantai yang sangat dekat dengan tempat orang jual pisang goreng tadi (di belakang warung tadi maksudnya, hehehe). Pasiirrr.... Aku seneng banget nginjak pasirnya. Soalnya dari tadi cuma nginjak aspal dan semen doang. Weleh weleh, lebay banget ya. Tapi cuma bentar. Lihat-lihat situasi sekitar, pulang deh. Puuuuuuulaaaaaaaang.....

Eitts... Lagi-lagi pisang goreng menggoda kami(lebih tepatnya Bang Yogi). Di beli lagi deh ama si abang kita. Lagi-lagi aku juga dibeliin. Baik yah abangnya. Hehehe. Makan pisang goreng sambil nunggu angkot. Hmmm, cukup asyik.

Angkotnya belum juga menampakan diri. Menunggu lagi. Karena angkotnya belum menampakan diri juga, kami memilih terus berjalan sambil nunggu. Jalan lagi. ANGKOOOOOOT. Tapi penuh. Gak da pilihan lagi, kami harus naik angkot itu bagaimanapun caranya. Pada kesempatan kali ini Bang Yogi dan Idep dapat perlakuan khusus untuk ngegantung di pintu angkot. Hehehe. Dan aku duduk di dalam angkot. Tunggu, jangan kamu kira aku duduk manis di dalam angkot ya. Mana bisa nyantai di angkot yang udah bener-bener penuh. Melebihi muatan malah. Panasssss. Ditambah lagi semerbaknya berbagai jenis dan ragam bau termasuk bau badan. Iiiihh, jorok banget.

Lagi-lagi bengong di atas angkot. Tapi kali ini bengongnya gak bisa serius (bengong kok serius??) karena banyak gangguan yang kompleks banget(bukan komplek bro). Daaaaaannnnn..... turun. Jangan lupa bayar ongkos dulu. Eh, ternyata uangnya kurang. Harus nambah dund. Tak ape, yang penting udah turun dari sedikit penderitaan. Tinggal naik angkot menuju rumah tercinta. Stop! Ada yang bernasib lain. Idep dan Bang Yogi. Idep masih gemeteren karena ngegantung di angkot tadi. Sedangkan Bang Yogi encoknya kambuh(maaf bang...) dikarenakan hal yang sama.

Mudah-mudahan semua yang terjadi bernilai pahala di sisi Allah. Aamiin. Ingat semua cerita di atas adalah fakta. Jadi ambil hikmahnya aja. Yang buruk simpan aja dalam lemari lalu kunci. Okay?

Udah ah ngantuk nih. Kepala juga dah mulai nyut-nyutan. Istirahat mungkin solusi terbaik. Semoga enjoy selalu di blog anak muda ini.

(Maaf buat namanya kesebut dalam postingan ini. Semuanya dengan niat baik koq. Lagian yang diceritain cuma yang baik-baik aja.)

http://www.taufikmuda.blogspot.com

Baca trusss.. “Lika-Liku Survey”  »»

Minggu, 27 Juni 2010

Alexa Rank

Sekarang kita bicara Alexa Rank. Tahu kan? Ituloh, yang digunain untuk nentuin rangking blog kamu berdasarkan jumlah kunjungan. Makin banyak yang ngunjungin otomatis Alexa Rank nya juga makin tinggi. Kalau baru biasanya Alexa Rank kamu menampakkan nilai 8 digit angka (biasanya sih gituh). Makin kecil angka pada Alexa Rank kamu berarti makin tinggi rangking kamu (kayak rangking di sekolahan).

Oke. Dah tahu kan apa itu Alexa Rank. Sekarang aku mau nanya. “ada yang coba masukin Alexa Rank di blognya? Gak tahu caranya? Udah tanya Mas Google? Belum??” Oke. Jangan panik. Aku akan ngasih apa yang kamu mau. Aku akan ngasih tahu kamu gimana cara dapetin Alexa Rank yang kamu mau. Lanjuuuut…..

Sekarang silahkan buka web browser kesukaan mu. Kalau aku sih udah biasa pake Mozilla Firefox. Oya, sebelumnya jangan lupa hidupin dulu komputernya. Hehehe. Udah? Buka situs Alexa Rank. Sekarang arahkan pandangan kamu ke arah kanan tab menu yang ada. Maka akan terlihat oleh mu pililahn For Site Owner. Maka kliklah itu. Kemudian di pilihan Widget pilih Get Traffic Widgets. Udah? Udah belom? Kalau udah pilih tipe Alexa Rank yang kamu suka. Masukkan alamat blog kamu di kotak yang tersedia. Lalu klik Build Widget. Lanjut ya? Terakhir pilih deh ukuran yang kamu mau lalu copy scriptnya.

Saatnya memasang di blog kamu. Gini caranya:
1. Login dulu ke blogger kamu, lalu klik Rancangan
2. Di pilihan Elemen Halaman kamu klik Tambah Gadget
3. Klik HTML/JavaScript lalu pastekan script yang udah kamu copy tadi. Jangan lupa buat judul sesuai keinginanmu.
4. Terakhir Save deh.

Udah dulu ya. Aku dah ngantuk banget nih. Mau tidur. Tunggu!!! Sebelum aku tidur aku mau ngingetin dulu. Yang barusan kamu baca tadi jangan hanya diplototin aja, harus segera dipraktekin. Oke??? Okelah kalau begitu….

http://www.taufikmuda.blogspot.com

Baca trusss.. “Alexa Rank”  »»

Jumat, 25 Juni 2010

Dakwah Media

“Gimana nih aku gak bisa ikutan berdakwah… aku gak berani ngomong di depan orang banyak, lihatnya aja aku dah gemeteran…” eiits, jangan bersedih bro. Kamu masih bisa menunaikan niat baik kamu untuk ikutan berdakwah. Dakwah itu bukan hanya ceramah, cuap-cuap di depan orang ataupun berorasi di stadion bola yang diplototin ribuan penonton aja. Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ingat, asal kata dakwah itu adalah udu’u yang artinya ngajak orang lain. Tentunya ngajak ke hal yang baik. Jangan ngajak tawuran ya…

Salah satu (bukan satu-satunya lho!) cara berdakwah bagi kamu yang belum berani berbicara di depan umum, gemeteran saat lihat orang banyak atau dibanjiri keringat dingin saat di atas panggung adalah dakwah media. Bagi kamu yang udah biasa ngomong di depan orang dakwah media juga cocok untuk kamu.

Melalui dakwah media kamu bisa curahkan isi hati kamu dan tuangkan ide-ide kreatifmu ke dalam tulisan yang menarik. Bisa dalam bentuk artikel, cerpen, puisi atau bahkan novel. Kamu bisa tanamkan nilai-nilai Islam di dalam karyamu dan juga berisi ajakan kebaikan. Setelah kamu punya karya sendiri kamu bisa mempulikasikannya melalui berbagai media. Bisa melalui media yang sudah ada seperti majalah, koran dan internet. Atau kamu juga bisa buat media sendiri. Contoh media yang bisa kamu buat adalah mading, kording (koran dinding), pamflet, spanduk, buletin, majalah, buku dan juga blog. Dengan itu kamu sudah ikut berpartisipasi dalam dakwah.

“Benar juga ya. Aku bisa dakwah melalui media aja. Tapi aku gak berbakat menulis”. Menulis gak butuh bakat sob. Yang sangat sangat sangat dibutuhkan adalah mencoba, usaha, mencoba dan usaha. Kalau gak pernah mencoba mana tahu bisa atau gaknya. Kalau gak pernah usaha mana mungkin ada hasilnya. Tuliskan aja apapun yang terlintas dalam pikiranmu. Jangan pernah ditunda-tunda ya. Jika gak segera dituliskan ide itu akan menguap begitu saja. Bawa selalu buku catatan kecil untuk mencatat ide kamu. Atau bagi kamu yang gak mau repot bisa gunakan perekam suara, lebih praktis kan. Pusing cari ide? Ngapain pusing-pusing, ide sangat banyak berserakan di sekitarmu. Bahkan berlimapah ruah. Asalkan kamu mau ngumpulinnya aja. Coba deh buka mata dan telingamu, perhatikan sekitarmu. Lihat kejadian-kejadian atau hal lain yang bisa menjadi inspirasimu untuk menulis. Kamu bisa menuliskan peristiwa-peristiwa lucu yang terjadi dan dengan menjelaskan hikmahnya. Atau peristiwa lainya yang menarik buat kamu.

“Hmm. Dah aku coba. Tapi tulisanku gak bagus”. Itu bagus. Dengan merasa tulisanmu belum sempurna atau bahkan jelek (itu kamu yang ngerasa lho…) kamu akan terus berusaha untuk menghasilakan karya yang lebih bagus. Jangan sampai karena merasa karyamu belum memuaskan kamu berhenti untuk menulis. Seperti yang saya omongin tadi, terus mencoba.

Masih ragu? Dakwah media banyak kasih keuntungan buat kita. Yaitu pahala karena kamu dah ngajak orang lain ke jalan yang benar. Bukan itu aja, kita juga akan dapat bonusnya. Apa?apa?apa?. Kamu bisa dapat penghasilan. Hehehe. Penghasilan itu didapat dari tulisan yang kamu kirimkan ke majalah-majalah dan koran atau media lainnya. Asyikkan? Udah dapat pahala, bonusnya juga dapat.

Siap? “Oke. Saya siap terjun dalam dunia dakwah media!”

http://www.taufikmuda.bogspot.com

Baca trusss.. “Dakwah Media”  »»

Rabu, 23 Juni 2010

Berperang di Sawahlunto

Setelah sekian lama hanya bermain simulasi berperang di komputer. Ternyata Allah memberikan kesempatan kepada ku untuk “berperang” di dunia beneran. Beneran tuh??? Iya, tapi bukan perang beneran. Melainkan permainan bernama Paint Ball.

Kemaren aku jalan-jalan ama teman sekelas ke daerah Sawahlunto(ga capek tuh jalan aja??). Di daerah ini ada objek wisata bagus yang direkomendasikan ama temanku, nama tempat wisatanya itu Taman Wisata Kandi. Di sana ada kebun binatang plus outbondnya. Dari sekian permainan yang terhidang, pilihan pertamaku jatuh pada Paint Ball nya. Soalnya permainan seru ini bisa kita ikuti dengan biaya terjangkau. Kalau di daerahku permainan ini sih ada tapi cukup mahal bagiku yang punya kantong pas-pasan.

Ini pengalaman pertama lo. Jadi agak lain nikmatnya. Baru lihat senjatanya aja udah gimana gituh… Apalagi saat udah make kostum dan megang senjatanya langsung. Wuih… bener-bener punya cita rasa yang beda.

Setelah make seluruh perlengkapan perang kita pun dipandu menuju medan tempur yang berlokasi di daerah berbukitan dekat kebun binatangnya. Banyak tumbuhan-tumbuhan hijau dan bangunan sederhana yang membuatnya semakin mirip kayak daerah perang sungguhan. Luar biasa deh pokoknya. Setelah mendengar pengarahan penting dari instruktur perang pun siap dimulai.

Permainan ini telah memberikan keasyikan tersendiri buatku. Paint Ball bukan hanya permainan tenaga tapi juga permainan strategi. Sangat dibutuhkan pemikiran yang cepat dan tepat untuk melumpuhkan lawan. Juga langkah yang cepat dan pasti untuk menghambat pergerakan musuh. Bidikan yang tepat juga dibutuhkan tentunya.

Walaupun aku dah tahu, aku termasuk orang yang dikit mengenai lawan(yakin???). Eh maaf, maksudnya belum pernah. Hehehehe. Malah aku yang sering jadi korban. Dalam beberapa pertandingan tiga tembakan mengenaiku. Di tangan, kepala dan kaki. Parah banget ya.

Pengalaman yang luar biasa. Permainan yang juga luaaaarr biasa. Bener kagum deh. Mudah-mudahan Allah memberikan aku kesempatan lagi untuk berkunjung ke Taman Wisata Kandi. Dan memainkan permainan seru lainnya yang belum sempat aku coba. Dan kembali “berperang” di Sawahlunto. Aamiin.

http://www.taufikmuda.blogspot.com

Baca trusss.. “Berperang di Sawahlunto”  »»

Selasa, 08 Juni 2010

Kematian Hati

(Alm) Ust. Rahmat Abdullah
Assalamu'alaikum Wr Wb

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku"

http://www.pk-sejahtera.org

Baca trusss.. “Kematian Hati”  »»